Nakhoda Wanita Asli Papua, Capt Maria Mina Waita

Iklan Semua Halaman

Nakhoda Wanita Asli Papua, Capt Maria Mina Waita

Ananta Gultom
30.3.19
eMaritim.com, 30 Maret 2019.



Pilihan profesi menjadi pelaut bagi sebagian wanita Indonesia adalah sesuatu yang sangat langka, tidak terkecuali bagi kaum hawa di Papua. Selain pertimbangan keluarga,  mencari sekolah adalah salah satu kendala mereka.

Captain Maria Mina Waita yang sekarang berusia 27 tahun adalah putri asli Papua. Sekarang bertugas sebagai Nakhoda diatas Crew Boat kCT Rurik 02 milik PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari (PNEP) yang melayani proyek pengembangan LNG Tangguh British Petroleum di Bintuni.

Selepas pendidikan SMA, sebagai putri asli Papua Maria Mina Waita memiliki obsesi menjadi seorang nakhoda kapal. Untuk melanjutkan cita-cita tersebut Maria masuk sekolah pelayaran AKPELNI di Semarang mengambil jurusan nautika, dan lulus pada tahun 2015. Setelah menunggu lebih dari 2 tahun, pada tahun 2018 dia diterima bekerja di PNEP untuk diberikan training selama 3 bulan dan di test sebelum dilepas menjadi nakhoda diatas kapal cepat pengangkut penumpang tersebut.

Sebagai seorang Nakhoda, Maria mempunyai cita-cita lebih tinggi untuk bisa menjadi Nakhoda diatas kapal yang lebih besar dan mengikuti Pendidikan lagi untuk mendapatkan ijazah ANT-2.

Saat ditanya eMaritim.com tentang harapan dia kedepan,  Maria mengatakan; "Papua memiliki laut yang luas dengan kegiatan pelayaran yang semakin meningkat, sayangnya ketertarikan warga Papua untuk kegiatan pelayaran tidak banyak,  apalagi kaum wanitanya. Kami berharap agar perhatian pihak pelayaran bisa lebih baik kepada putra-putri daerah Papua dan kesempatan kami untuk bekerja juga tidak dibatasi. Papua butuh SDM yang tangguh dibidang pelayaran dan semoga kami bisa menjadi bagian dari itu".

Sementara Capt Christine yang juga bekerja di PNEP Bintuni mengatakan; "Sangat sulit bagi kaum wanita di Papua untuk mendapatkan pekerjaan diatas kapal sebelum ini, bahkan saya pernah beraudiensi dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan menyampaikan permasalah ini. Semoga saja kedepannya kesempatan yang diberikan kepada kami akan jauh lebih baik dan kami bisa menjadi nakhoda kapal kapal besar di manapun kami ditugaskan".(zah)