FULL AND DOWN VERSUS BOLLARD PULL (part 2)

Iklan Semua Halaman

FULL AND DOWN VERSUS BOLLARD PULL (part 2)

Ananta Gultom
23.10.20

Jakarta, CAAIP.net - Banyaknya kejadian Kapal Tug boat yang kandas dan hanyut didorong arus atau angin saat menarik tongkang disebabkan oleh berbagai faktor eksternal dan juga dari Tug Boat itu sendiri. Tradisi di Indonesia yang biasa menggunakan Tug Boat berkekuatan 2000-2400 Horse Power untuk menarik Tongkang bermuatan 7000 sampai 8000 ton adalah hal yang secara teknik menjadi sebab kejadian-kejadian tersebut.

Dalam kegiatan pelayaran yang baik, requirement akan Bollard pull itu jauh lebih ketat di aplikasikan sehingga kejadian Tongkang hanyut relatif jarang terjadi. Untuk perkara tarik menarik beban yang biasa dilakukan kapal jenis Tug boat, perhitungan Bollard Pull menjadi sangat penting dimengerti oleh operator kapal, pemilik muatan, regulator dan asuransi.

Seperti diketahui bahwa Bollard Pull adalah kemampuan kapal menarik beban secara keseluruhan yang dihasilkan dari kombinasi Kekuatan mesin dalam Horse Power, bentuk propeller (Fix Propeller ataupun Variable Pitch Propeller) dan penggunaan Kort Nozzle pada baling baling serta bentuk Hydro dynamic kapal itu sendiri (desain kapal)

Memang ada rumus simpel menghitungan bollard pull tug, walaupun secara akurat dan resmi Bollard Pull harus diuji dan dilakukan oleh Lembaga Independen yang kredibel ataupun Klas. (Cara dan teknik melakukan Bollard Pull yang benar akan dijabarkan pada pembahasan berikutnya)

Rule of thumb yang secara kasar digunakan untuk menghitung berapa Bollard Pull dari sebuah kapal adalah;

Kapal dengan baling-baling fix tanpa Kort Nozzle (baling-baling terbuka) :
BHP x 0,9 × 1,1 / 100 =  (ton)

Kapal dengan baling-baling fix dengan Kort Nozzle :
BHP x 0,9 × 1,2 / 100 =  (ton)

Kapal dengan baling-baling Controlable Pitch Propeller tanpa Kort Nozzle:
BHP x 0,9 x 1,25 / 100 =  (ton)

Kapal dengan baling baling Controlable Pitch Propeller dan Kort Nozzle:
BHP x 0,9 × 1,4 / 100 =  (ton)

Apabila pengetesan Bollard Pull dilakukan dengan baik tetapi hasil yang didapat jauh dibawah dari perhitungan Rule of Thumb tersebut maka kemungkinan ada beberapa hal yang tidak sesuai pada kapal dan keadaan saat pengetesan misalnya: Air terlalu dangkal, Tali pengetesan terlalu pendek, Draft yang tidak sesuai, ukuran baling baling yang tidak optimal dan beberapa hal lainnya.

Pemahaman pelaku industri dan stake holder dibidang ini perlu ditingkatkan agar kecelakaan kapal bisa ditekan dan kehidupan asuransi pun bisa berjalan dengan baik.

Sementara untuk mengetahui berapa kuat sebuah kapal menarik beban (tongkang/kapal lain) maka dibutuhkan perhitungan berapa Bollard Pull untuk menarik objek dibelakangnya yang akan diterangkan dalam tulisan selanjutnya.(bersambung)

By Capt. ZAH 29