Suatu hari di alun-alun Rembang, tangannya dijabat oleh Presiden Soekarno yang bertanya:
“Kalau besar mau jadi apa, le?”
“Pingin nerbangi pesawat, Pak!”
Itulah titik awal semangat hidupnya.
Meski hidup pas-pasan, Roemadji nekat ke Jakarta sendirian mencari pendidikan. Ia tidur di musholla, berkeliaran di stasiun, sampai akhirnya menemukan Akademi Ilmu Pelayaran (AIP). Ia diterima di Jurusan Mesin tahun 1956—bukan jurusan impiannya, tapi ia tahu ini adalah jalan hidupnya.
Dari Mesin Kapal ke Sayap Rajawali
Setelah lulus, Indonesia tengah menghadapi konfrontasi Irian Barat. TNI AL merekrut lulusan AIP sebagai calon perwira penerbang. Roemadji ikut seleksi, dan berhasil! Ia dikirim ke Manila, lalu ke Pensacola, USA untuk pendidikan penerbang AL bersama empat kadet lainnya.
Di negeri asing itu, ia dihormati sebagai wakil Indonesia. Tahun 1963, Roemadji resmi menjadi pilot militer Angkatan Laut—salah satu perintis Rajawali Laut, skuadron penerbang AL Indonesia.
✈️ Dari Langit Tempur ke Langit Industri
Setelah selesai bertugas, ia melanjutkan karier sebagai pilot PELITA Air Service, anak perusahaan Pertamina. Ia menjadi pilot senior yang membawa para menteri, pejabat, dan bahkan presiden. Kariernya gemilang, tetapi hidup tidak selalu bersayap indah.
👨👧 Seorang Ayah, Dua Peran
Roemadji harus membesarkan putri semata wayangnya sendirian setelah perpisahan rumah tangga. Ia menjadi ayah sekaligus ibu, tidak pernah menikah lagi, dan mendedikasikan hidupnya hanya untuk sang putri.
"Jiwa dan ragaku, hanya untuk anakku."
"Aku akan jadi ayah sekaligus ibu seumur hidupnya."
Ketika usia menua dan penyakit datang, ia pensiun dari kokpit dan bekerja sebagai Kepala Bagian PDE di kantor Pelita. Tapi semua tidak selamanya stabil…
🏚️ Hidup Berbalik Arah
Setelah pensiun, badai kehidupan menerpa. Sang putri menghadapi masalah rumah tangga, krisis ekonomi, dan Roemadji kehilangan semua yang pernah ia miliki. Rumah, harta, kenyamanan—semua ia relakan demi menopang hidup putri dan cucu-cucunya.
Namun, tak pernah sedikit pun ia mengeluh. Dari tangan yang renta, ia terus memberi. Hingga akhirnya, Allah menjawab doanya.
🤝 Pertemuan yang Mengubah Segalanya
Setelah bertahun-tahun hilang kontak, alumni AIP menemukan jejak Roemadji lewat media sosial. Mereka datang, memberi bantuan, dan menghadirkan cinta di masa tuanya. Dari situ, hidupnya berubah. Ia tak lagi sendiri.
🕊️ Akhir yang Mulia
Tak lama setelah itu, Roemadji wafat dengan damai di RSPP pada 4 September 2019. Ia dimakamkan di TPU Selapajang, tepat di seberang Bandara Soekarno-Hatta—seolah langit tetap menjadi pelukannya, bahkan setelah wafat.
💬 Penutup: Warisan Sang Rajawali
Capt. Roemadji bukan sekadar seorang pilot. Ia adalah simbol dari tekad, kesetiaan, pengabdian, dan cinta tanpa syarat. Dari desa kecil, ia menjulang di langit dunia, lalu kembali ke bumi sebagai pahlawan tanpa sorotan kamera.
"Ia tidak meninggalkan rumah mewah atau warisan besar. Tapi ia mewariskan cinta yang tak lekang oleh waktu."
=====
Kisahnya ditulis langsung oleh Elly, Putri Tunggal almarhum Capt.Roemadji dalam bentuk e-book di: